Home » , » MEETS UR IDOL GOES to KOREA Chapter 2

MEETS UR IDOL GOES to KOREA Chapter 2

MEETS UR IDOL GOES to KOREA Chapter 1
*******


 

 

CHAPTER 2

Adzan maghrib pun terdengar sayup – sayup di luar jendela kamar ira. Bergegas ia menuju ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Lalu ia mengenakan mukena dan mulai melafadzkan          “allahu akbar” ira pun memulai shalatnya.

Di sela – sela doanya ia selalu memanjatkan doa untuk kesehatan ibunya, karena satu – satunya harta paling berharga yang ia punya hanyalah ibunda nya. Tidak ada apapun yang paling berharga baginya selain ibu yang telah melahirkannya itu.

Setelah shalat ira menuju ruang tamu sekaligus ruang tv dan ruang makan yang berukuran kecil. Maklumlah rumahnya memang sangat sederhana sekali. Ini adalah rumah dimana ibunya dan dirinya dilahirkan dan dibesarkan. Maka dari itu sulit baginya untuk meninggalakan rumah mungilnya itu. Pernah ada suatu kejadian pada saat ira sedang mengikuti acara kemah disekolahnya saat sekolah dasar, saking rindunya ia dengan kamar di rumahnya itu, ira hanya mampu bertahan 1 malam saja. Lalu keesokan harinya ia langsung pulang dan keluar dari acara kemahnya tersebut.

Dinyalakannya televisi berukuran 14’’ di rumah nya itu. Lumayanlah untuk sekedar hiburan melapas penat dengan kehidupan sehari – hari yang terasa sulit. Maka televisi ini adalah hiburan baginya dan ibunya. Apalagi sang ibu sangat menyukai sinetron kejar tayang yang selalu hadir setiap malamnya.

Di ambilnya remot lalu ira memindahkan saluran televisi dari chanel ke chanel.

“hm, ini acara ga ada apa yang bagusan dikit. Perasaan setiap ganti chanel tayangannya sinetron mulu.” Ucap ira yang sedang memegang remot dan berbaring di kursi tua yang reyot, kusam, dan robek disana – sini. Maklumlah ira sangat tidak menyukai sinetron apalagi sinetron yang sering dilihat ibunya, ira paling anti sekali.

Ira masih mengganti chanel saluran televisinya, dan ketika ia klik lalu ada berita seputar...

“kabar berita seputar k-pop. Para k-poppers mungkin sudah tidak asing lagi dengan artis yang satu ini.” Ucap sang presenter pria di salah satu stasiun swasta tayangan acara “STAR LIGHT” acara ini membahas seputar selebritas korea, dan seluk – beluk korea, pokoknya all about korea.

“oh iya siapa tuh...” ucap presenter  wanita yang berada di sampingnya. Acara “STAR LIGHT” ini di presenteri oleh satu orang cowok ganteng bernama Vicky dan cewek cantik bernama Carla. Khusus di acara ini mereka tampil duet setiap malam selama satu jam dengan pakaian, gaya dan cara bicara menirukan artis korea yang unyu – unyu giamana gitu.

“Lho jadi Carla belom tahu? cowok ini tuh lagi di gembar – gemborin  mau tour ke asia tenggara untuk mempromosikin salah satu situs resmi di negaranya.” Jawab Vicky

“oh yang ada kuisnya itu bukan oppa Vicky?” tanya Carla dengan sebutan oppa untuk Vicky. oppa itu yang berarti (kakak untuk laki – laki).

“yup, bener banget kuis nya itu akan mempertemukan idola dengan sang fans, dimana sang fans yang memenangkan kuis itu akan diberangkatkan ke korea selama 10 hari dan tinggal bersama sang idola, gimana tuh kamu berminat ga carla?” tanya Vicky pada Carla.

“berminat banget , ngomong – ngomong siapa sih artisnya?” ucap Carla pura – pura tidak tahu dengan nada sedikit penasaran.

“dia adalah Lee Suun Kee, arktor tampan yang sekaligus penyanyi dan jago ngedance ini  yang nantinya akan ditemui oleh para fans yang beruntung itu.” Ucap Vicky seraya menirukan gaya dari Lee Suun Kee.

“wow caranya?” ucap Carla menghampiri Vicky.

“gampang banget, kalian para pecinta k-pop dan yang ngefans banget wajib buka situs WWW.IDOLSKOREA.COM nah ikutin tuh petunjuknya, kalian bisa mendaftarkan diri selama satu bulan sebelum penutupan, dan pengumumannya akan di tentukan tiga bulan mendatang. Gimana???” ucap Vicky yang menjelasakan tentang situs idols korea secara detail.

Carla mengangguk – anggukan kepala dan berlari ke arah meja di samping kanannya untuk membuka laptop.

“lho...lho... nah lihat kan para k-poppers Carla aja langsung berminat, nah apa lagi kamu - kamu yang suka banget sama Lee Suun Kee, jangan kalah sama Carla ya... untuk menyemangati kamu – kamu  K-poppers punya lagu “Love Song” milik Lee Suun Kee. Chek it out.” Ucap Vicky menutup sesi acara dengan video klip “Love Song” milik Lee Suun Kee.

Setiap mendengar lagu ini ira pasti mengeraskan volume televisinya ya walaupun sudah agak terdengar kerasak – keresek maklumlah televisinya ini sudah ada jaman ibunya masih kanak – kanak dulu. Jadi jangan di tanya pasti sudah jadul abis hahaha....

LOVE SONG...............

Setelah hampir selesai mendengarkan lagu dari artis favoritnya itu ia bergegas ke kamarya lalu membuka laci diatas lemari pakainnya, diambilnya sebuah foto berukuran 3R yang sudah terlihat kusam dan pudar warnya itu. Terlihat di dalam foto itu ada ira yang masih berusia 7 tahun bersama kedua orang tuanya yang terlihat sangat harmonis dan tampak ceria. Tidak ada duka sama sekali yang terlihat dari raut wajah nya kala itu. Berbeda dengan hari ini, dan hari saat ayahnya pergi meninggalkannya. Ira sangat merindukan sosok sang ayah, ayah yang pergi dan tak kembali. Yang selalu menyanyikan nyanyian cinta saat ia akan beranjak di lelapnya malam.

Semua yang kini tersisa hanya ingatan dalam selembar photo yang ia gengam, tak terasa air matanya pun berjatuhan. Ira paling tidak bisa untuk menahan air matanya jika ia teringat akan ayahnya. Entah dimana ayahnya saat ini. Apakah ia masih dalam perjalanannya di lautan dengan kapal pesiar itu? Apa iya yang orang – orang selalu bicarakan kapalnya karam, entah lah ira hanya berdoa agar ayahnya selalu dalam perlindungan-Nya.

Lalu beberapa saat ibunya memanggilnya dari luar kamar.

“ndo, sudah shalat isya?”

Mendengar panggilan sang ibu, ira pun menjawab “iya bu, ini ira lagi mau siap – siap”. Ira dengan cepat memasukkan foto itu kembali ketempatnya dan berlari ke kamar mandi. Takut kalau – kalau ibunya melihatnya sudah menangis.

Sekembalinya dari kamar mandi ia pun langsung mengenakan mukena dan melaksanakan kewajibannya untuk shalat isya.

Seusainnya shalat, seperti biasa ia akan pergi ke warnet di depan gang rumahnya. Tapi kali ini ia tidak sendiri, kebetulan ketika ira sedang menunaikan shalat Riksan datang ke rumahnya. Dan berniat bertandang untuk membicarakan suatu hal yang penting. Dan ira mengajak Riksan untuk pergi bersamanya ke warnet.

Sesampainya di depan gang. Riksan menarik tangan Ira dari belakang untuk menghentikan langkah kaki ira yang sedang berjalan di depannya saat itu.

“ke kenapa???” tanya ira bingung karena lengannya di tarik.

“gue mau ada sesuatu hal yang penting banget.” Ucap Riksan memberitahu.

“ya gue tau, ini kita lagi jalan ke warnet.” Ucap ira santai

“ini tuh secret banget, gimana kalau kita bicarainnya di dalem mobil.” Ucap Riksan yang terlihat resah.

“dalem mobil? Mobil angkot maksud lo?” ucap ira sambil melihat kanan kiri ke arah jalan, kalau – kalau ada angkot.

“iiih... dasar dong – dong mobil gue lah. Noh gue parkirin di sebrang.” Tanpa panjang lebar Riksan pun menarik tangan Ira dan mengajaknya berlari ke seberang jalan menuju ke dalam mobil bmw warna merah nya yang ber plat B   1   KSN.

Sesampainya dalam mobil. Ira duduk di samping kursi pengemudi dimana Riksan duduk disana.

“ada apa sih... urgent (darurat) banget kaya mau lahiran tau gag lo” ucap ira dengan nada sedikit kesal campur penasaran ditambah pusing. Gimana nggak? Tumben – tumbennya ini anak dateng ke rumah ira malem – malem begini.

“Ra, gue mau lo jadi pacar gue.”

Ahhhhh......

Ira langsung melongo tak percaya kaget setengah pinsan ketika ia dengar kata – kata Riksan. Yang aneh adalah Riksan ia pun tak kalah melongonya dengan mulut terbuka... oops...Riksan pun membekap mulut nya dengan tangan kanan dan tangan kirinya melambai bertanda ‘bukan – bukan, yang tadi tuh gue salah ngomong’.

“eh, bukan Ra maksud gue lo jadi pacar boong – boongannya gue mau kan?” ucap riksan meluruskan pembicaraanya dan menghentikan kegugupannya karena kesalahan bicara.

Ira yang masih melongo, akhirnya tersadar, tapi pipinya malah menjadi merah seperti udang rebus yang saking matengnya jadi kegosongan hahaha....

“apa sih gue ga ngerti aahhh...” ucap Ira menggaruk – garukan kepalanya.

Lau Riksan pun menjelaskan tujuan urgent nya pada Ira. Bahwa dirinya akan dijodohkan kepada putri dari rekan kerja papanya di perusahaan. Namun Riksan tidak mau menyetujui keinginan papanya itu, begitupun dengan mamanya Riksan yang menolak anak lelakinya yang masih pelajar dijodoh –jodohkan. Maka dari itu untuk membatalkannya Riksan yang dibantu mamanya ini berniat mencari seseorang untuk dijadika kekasih sewaan Riksan. Tidak kehabisan akal Riksan pun menemui Safira untuk melancarkan aksinya ini. Lalu Ira pun menyetujui aksi Riksan tapi ia ingin sebagai imbalannya Riksan harus membantunya agar ia bisa pergi ke KOREA untuk menemui Lee Suun Kee.


***


 

Selepas pulang sekolah tidak seperti biasanya, Ira kali ini tidak pergi ke warnet ataupun menjadi jockey 3 in 1 di jalanan. Khusus hari ini seperti yang dijanjikannya kepada Riksan semalam, ira akan pergi untuk menemui mamanya Riksan terlebih dulu sebelum bertemu dengan papanya Riksan. Ira tidak pergi bersama Riksan untuk menemui mamahnya itu. Ira pergi sendiri karena sudah ada mobil suruhan mamanya Riksan untuk menghantarkannya ke sebuah tempat dimana mamanya Riksan sudah menunggu kehadirannya.

Selang 10 menit mobilpun berhenti tepat didepan sebuah salon “BerrrySaloon” dengan papan mencolok warna – warni dan berbagai atribut seperti karnaval di depan salonnya.

Lalu Ira pun turun dari mobil lalu menuju ke arah pintu salon itu. Untuk memastikan apakah tempat ini yang di bilang oleh Riksan? Ira pun bertanya pada si sopir yang berada di samping mobil yang tadi menghantarkannya.

“hm... maaf pak. Eng... ini tempat yang...” belum selesai meneruskan perkataannya sang sopir pun langsung menjawab dan memotong dengan gaya bahasa suku madura.

“iya ta iye, cah ayu yang cantik ini sudah di tunggu sama ibu, ayo monggo kedalem ta iye”. Ucap si sopir bertubuh tambun dengan kumis ala tukang sate madura itu sambil menunjukan jari jempolnya bahwa memang benar ini adalah tempat yang dimaksud.

“ah iya..” senyum ira lalu melangkahkan kakinya dan masuk kedalam salontersebut.

“ndoro putri, ini ta iye cah ayu yang den Riksan bawa dari sekolahnya ta iye.” Ucap si sopir seraya memperkenalkan Ira kepada seorang wanita yang kisaran usianya 40 tahunan dengan wajah yang masih terlihat awet muda. Mengenakan  dress terusan berwarna merah yang dipadu padankan dengan blezer berwarna hitam blink – blik... dengan gaya rambut di bun (sanggul ala kore) kebelakang, warna rambut dark blonde, sangat cocok dengan wajahnya yang blasteran.

Dalam hati Irapun berkata. ‘ini emaknya si Riksan apa Kakaknya ya, muda banget, mana cantik, fashionable banget dah’. Geleng – geleng Ira takjub tak henti – hentinya kepada wanita yang sekarang berdiri dihadapannya.

“hello, cantik, kamu temennya Riksan yah”. Ucap wanita yang berdiri menyapa Ira dengan senyuman cantik.

Ira yang masih takjub melihat dari atas ke bawah begitu berulang – ulang, sampai tak mendengar sapaan yang bertuju kepadanya.

“lho, kamu kenapa, hello...hei”. ucap wanita itu kembali dan agak mengejutkan Ira.

Lalu Ira pun tersadar setelah 10 detik melongo memandangi wanita yang adalah mamanya Riksan.

“eeh... iya tante, aduh maaf ya tante abisnya saya terpesona sih soalnya tante caaaaantik..... baaanget”.  Ucap Ira yang dengan lebaynya memuji si tante.

“aduh, kamu ini bisa aja”. Ucap mama Riksan malu – malu namun sangat senang saat mendengar pujian dari Ira. Maklumlah mamanya Riksan tidak pernah mendapat pujian dari sang anak.

“nah sudah sadar toh cah ayu ini rupanya. Ya sudah kalu begitu kulo menunggu diluar saja permisi ndoro putri”. Ucap si sopir dan berlalu meninggalkan keduanya.

Mamanya Riksan tersenyum lalu menggandeng Ira melangkah menuju ke ruangan sebelah.

“oh iya kita belum kenalan ya, saya Helena Hadiwijaya, mamanya Riksan”. Ucapnya seraya memperkenalkan diri. “kalau nama kamu cantik?”. Tanyannya kemudian.

“Safira tante”. Ucap ira yang menyunggingkan senyuman terbaiknya, walupun gag manis – manis banget lah ha...ha...ha...

“ayo duduk sini”. Ucap mamanya Riksan kembali dan menyuruh Ira duduk di bangku salon yang sedang berada di ruangan Private Room salon jadi hanya ada mereka berdua.

Ruangan Private Salon ini sangat nyaman sekali seperti ruangan make-up artis saat didandani. Berderet meja rias dengan lampu – lampu yang sangat terang memancar, lalu ac, dan showcase disamping nya. Takut – takut kehausan pada saat didandani karena terlalu lama. Berbeda dengan salon – salon yang biasa ira kunjungi untuk praktek tugas sekolahnya, jangan ditanya yah, beda jauh banget lah, kalau di salon ira harga potong - cuci – blow masih ceban. Nah, kalau disini? Seratus ribu rupiah, nah gimana bobol gag tuh kantong. Buat kita – kita yang pas - pasan mending belok ke salon teh Nining aja lah murah meriah cuy ha...ha...ha...

Ira pun lalu mengikuti ucapan mamanya Riksan. Ira duduk di depan meja rias yang membuatnya sedikit silau, maklum lah baru pertama kali. Wajar ya kalau sedikit aga kamseupay gitu bahasa GA’OL nya ha...ha..ha...

Pintu ruangan terbuka ‘ceklek’

Ternyata Riksan yang masuk kedalam ruangan dengan membawakan kotak berukuran cukup besar berwarna putih.

“ini ma pesenan yang mama suruh bawa di butik. Lain kali jangan nyuruh – nyuruh Riksan kesan alagi ya”. Ucap riksan yang langsung memeberikan kotak itu ke mamanya dan merebahkan tubuhnya yang tinggi sofa yang berada di sudut ruangan.

“lho memangnya kenapa?” ucap mamanya heran lalu membuka isi kotak itu yang ternyata adalah sebuah gaun yang cantik berwarna soft pink dengan tali spageti dan pita di pinggang belakang berwarna senada.

“itu tuh bancinya amit – amit deh pake ngeliatin segala. Nih yang parah lagi pegang – pegang tangan Riksan. Aduh pokoknya amit – amit deh ma”. Ucapnya yang sangat kesal membayangkan kejadiannya di butik tadi.

Ira dan mamanya Riksan saling berpandangan lalu tertawa...

“serius kamu, ini gaunnya cantik banget lho, iyakan san? Gimana menurut kamu Ira? Kamu suka ga?” tanya mamanya Riksan kepada keduanya.

Irapun menganggukan kepalanya. Bertanda ia sangat menyukai gaun yang di perlihatkan kepadanya itu. Apalagi seumur – umur Ira memang belum pernah melihat apalagi sampai untuk memakai gaun sebagus, secantik, dan semahal ini. Mana mungkin!!!

 

***


 

Setelah menunggu sekitar satu setengah jam di luar akhirnya Riksan pun terperanga dengan hadirnya sosok cantik dibalik pintu yang telah lama tertutup itu. Ira keluar didampingi mamanya, mengenakan gaun yang tadi ia bawa. Ira kini tampil sanagat anggun berbeda dari yang biasanya. Tampilan riasannya pun membuat wajah asli ira yang sebetulnya imut ini tampak seperti para girlbands korea. Iksan tak henti – hentinya berdecak kagum dan matanya tidak berkedip sedetikpun. Luar biasa!!! Sedikit lebay tidak apa –apa ya ha...ha...ha...

Langsung Ira, riksan, beserta mamanya pergi meninggalkan salon menuju kekediaman Riksan untuk menemui sang papa yang sebentar lagi akan pulang. Dengan sigap sang sopir langsung meluncur ke lokasi.

Setelah berada dirumah, lalu ira pun di kenalkan oleh sang mama kepada papanya. Disini ira berperan sebagai “Stefani” anak dari seorang teman arisan mamanya yang kaya raya . lalu Pura – puranya Riksan tidak mengenali Ira. Agar sang papa percaya bahwa Riksan akan memilih salah satu pilihan antara papa atau mamanya. Dan maka dari itu untuk tidak dijodohkan Riksan dan mamanya pun merencanakan aksinya ini. Dan alahasil papanya riksan pun dapat dikelabui. Karena pada akhirnya Riksan memilih pilihan mamanya. Dan perjodohan yang diberikan dari papanya pun dibatalkan.

Hinga pukul sembilan malam acara perjodohan bohong – bohongan itu ira pun dihantarkan pulang oleh riksan. Ditengah perjalanan menuju pulang. Riksan tak henti – hentinya memandang ke arah Ira. Entah kenapa ada sesuat yang berbeda yang ternyata Riksan baru menyadarinya. Ternyata seorang Safira mempunyai kepribadian yang baik, ramah, senang membantu. Apalagi ketika saat ira berpura – pura sebagai Stefani  ternyata ira bisa juga untuk bersikap manis dan bertutur kata layaknya seorang gadis. Tapi ira ya tetapalah ira.

“woi napa lu kesambet udah nyampe ni”. Ucap ira menatap Riksan heran lalu membuka belt di pinggangnya.

Riksan pun tersadar. Ya ira tetaplah ira mau sedang pakai gaun dan seanggun apapun pakaian yang dikenakannya tetap saja kata – katanya seperti barusan. Dalam hatipun berkata     ‘hah, ni anak baru aja dikagumin lima detik, udah kembali kehabitatnya, hehehe, tapi ga apa – apa ko gue suka’ Riksan pun cengar – cengir sendiri.

Lalu ira pun turun dari mobil dan berkata.

“makasih ya uda ngenterin gue, o iya bilang ama nyokap lo tadi makanannya enak banget. O iya lupa ini bajunya gimana?” tanya ira dari luar mobil.

“iya sama – sama. Iya gue sampein. Soal baju kayanya itu buat lo aja deh, lagian nyokap gue ga punya anak cewek. Kalo gue yang pake juga ga mungkin kan hehehe... ya uda bye...” ucap Riksan dalam mobilnya dan melambaikan tangan. Di tancapnya gas, mobil riksan pun melaju.

Ira berjalan ke gang menuju arah rumahnya. Kediaman rumah ira memang padat penduduk, maka dari itu Riksan tidak mungkin menghantarkan Ira tepat didepan rumah karena gang rumah Ira yang sangat sempit tidak memungkinkan mobil untuk dapat masuk.

Ira membuka pintu dan masuk kedalam rumah. Dilihatnya sang ibu sudah tertidur diatas kursi depan televisi. Ira menghampiri sang ibu mengecup keningnya, dan berkata

“ibu, pasti nungguin ira pulang ya. Maafin ira ya bu gak bilang dulu”. Ucap ira yang merasa bersalah karena tadi riksan terburu – buru menyuruhnya untuk pergi ke salon.

Ira melangkahkan kaki menuju kamar sang ibu membawakan bantal dan selimut. Diganjalkannya bantal di kepala sang ibu dan merebahkan selimut untuk menghangati tubuh ibunya yang mungkin kedinginan karena dinginnya malam, yang kebetulan akan turun hujan. Lalu ira pun bergegas kekamarnya membawa karpet, bantal, dan sarung ia akan menemani ibunya tidur, karena ira paling anti untuk membangun kan ibunya. Apalagi wajah si ibu yang terlihat kecapean sekali.

Ira pun melebarkan karpetnya, menaruh bantal dan mengenakan sarung, ia pun tertidur di sisi bawah ibunya. Hujanpun turun dengan derasnya di kesunyian malam, hawa dingin perlahan – lahan memasuki ruangan, namun ruangan itu terasa hangat. Hangat cinta yang mengusir dinginnya malam.

 

 

 

To be Continue...

Chapter 3
Deskripsi Iklan
Deskripsi Iklan
Deskripsi Iklan
Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan klik disini untuk berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Teknisi Komputer Online

6 komentar:

fadly said...

kurang greget, chapter pertama udah dapat karakter safira tp di chapter 2 karakter safira sudah berbeda lagi.. tetep tonjolin pribadi yg lebih semangat lg donkkk untuk si ira.. dan usaha yg keras jg lebih tonjolin :D biar seru bacanya hehe
just saran

ysf301282 said...

iya makasih banget ya atas sarannya :)
mungkin di chapter 2 si Safiranya agak berbelok dari cerita sedikit. si Ira nya kan pura - pura jadi pacar sewaannya Riksan. ini adalah trik dimana pembaca tahu apa aja sih yang diusahakan si Ira untuk meraih impiannya. karena ada imbalan dari Riksan yang berjanji akan membantunya untuk mewujudkan impiannya, dan di chapter 3 nanti lihat usaha Ira dia akan lebih gigih lagi, semangat membaca ya ^_^

fadly said...

oke de mantap
lanjutkan,

emang ampe berapa chapter,, hmmmm

mambue barker said...

gooookilll

ysf301282 said...

@fadly
sampe berapa chapter ya??? hm kasih tau gag ya hehe...
pokoknya tunggu aja ya ;)
semangat membaca ^_^
kamsahamnida

ysf301282 said...

kamsahamnida ^_^
semangat membaca ^_^

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Teknisi Komputer Online - All Rights Reserved
Template Modify by Yusup Abdurakhman
Proudly powered by Blogger